Sahabat yang lahir dalam keprihatinan dan meninggal dalam Kesunyian. Dialah, khalifah Ali bin Abi Thalib ra.
Ali
kecil adalah anak yang malang. Namun, kehadiran Rasulullah Muhammad SAW telah
memberi seberkas pelangi baginya. Ali, tidak pernah bisa bercurah hati
kepada ayahnya, Abi Thalib, selega ia bercurah hati kepada Rasulullah.
Sebab, hingga akhir hayatnya pun, Ayahnya tak pernah
bisa merasa betapa nikmatnya saat bersujud menyerahkan diri,kepada Allah
Rabb semesta sekalian alam.
Kematian ayahnya tanpa membawa
sejumput iman begitu memukul Ali. Kelak dari sinilah, ia kemudian
bertekad kuat untuk tak mengulang kejadian ini buat kedua kali. Ia
ingin, saat dirinya harus mati nanti, anak-anaknya tak lagi menangisi
ayahnya seperti tangis dirinya untuk ayahnya, Abi Thalib. Tak cuma
dirinya, disebelahnya, Rasulullah pun turut menangisi kenyataan tragis
ini...saat paman yang selama ini melindunginya, tak mampu ia lindungi
nanti...di hari akhir,karena ketiaadaan iman di dalam dadanya.