Kelahiran Nabi SAW
Usia Abd’l
-Muttalib sudah hampir mencapai tujuhpuluh tahun atau lebih tatkala Abrahahmencoba menyerang Mekah dan menghancurkan Rumah Purba. Ketika itu umur Abdullah anaknyasudah duapuluh empat tahun, dan sudah tiba masanya
dikawinkan. Pilihan Abd’l
-Muttalib jatuh kepadaAminah bint Wahb bin Abd Manaf bin Zuhra,
–
pemimpin suku Zuhra ketika itu yang sesuai pula usianyadan mempunyai kedudukan terhormat.
Pada hari perkawinan Abdullah dengan Aminah itu, Abd’l
-Muttalib juga kawin dengan Hala,puteri pamannya. Dari perkawinan ini lahirlah Hamzah, paman Nabi dan yang seusia dengan dia.Abdullah dengan Aminah tinggal selama tiga hari di rumah Aminah, sesuai dengan adat kebiasaan Arabbila perkawinan dilangsungkan di rumah keluarga pengantin puteri. Sesudah itu mereka pindahbersama-
sama ke keluarga Abd’l
-Muttalib.Beberapa saat setelah perkawinan, Abdullahpun pergi dalam suatu usaha perdagangan ke Suriadengan meninggalkan isteri yang dalam keadaan hamil. Dalam perjalanannya itu Abdullah tinggal selama beberapa bulan. Dalam pada itu ia pergi juga ke Gaza dan kembali lagi. Kemudian ia singgah ketempat saudara-saudara ibunya di Medinah sekadar beristirahat sesudah merasa letih selama dalamperjalanan. Sesudah itu ia akan kembali pulang dengan kafilah ke Mekah. Akan tetapi kemudian iamenderita sakit di tempat saudara-saudara ibunya itu. Kawan-kawannyapun pulang lebih dulumeninggalkan dia.
Abd’l
-Muttalibmengutus Harith
–
anaknya yang sulung
–
ke Medinah, supaya membawa kembalibila ia sudah sembuh. Tetapi sesampainya di Medinah ia mengetahui bahwa Abdullah sudah meninggaldan sudah dikuburkan pula, sebulan sesudah kafilahnya berangkat ke Mekah. Kembalilah Harith kepadakeluarganya dengan membawa perasaan pilu atas kematian adiknya itu.
Rasa duka dan sedih menimpa
hati Abd’l
-Muttalib, menimpa hati Aminah, karena ia kehilangan seorang suami yang selama ini menjadiharapan kebahagiaan hidupnya.Peninggalan Abdullah sesudah wafat terdiri dari lima ekor unta,sekelompok ternak kambing dan seorang budak perempuan, yaitu Umm Ayman
–
yang kemudianmenjadi pengasuh Nabi. Boleh jadi peninggalan serupa itu bukan berarti suatu tanda kekayaan; tapitidak juga merupakan suatu kemiskinan.
Aminah melahirkan beberapa bulan kemudian. Selesai bersalin diki
rimnya berita kepada Abd’lMuttalib di Ka’bah, bahwa ia melahirkan seorang anak laki
-laki. Alangkah gembiranya orang tua itusetelah menerima berita. Sekaligus ia teringat kepada Abdullah anaknya. Gembira sekali hatinya karenaternyata pengganti anaknya sudah ada. Cepat-cepat ia menemui menantunya itu, diangkatnya bayi itu
lalu dibawanya ke Ka’bah. Ia diberi nama Muhammad. Nama ini tidak umum di kalangan orang Arab tapi
cukup dikenal.Mengenai tahun ketika Muhammad dilahirkan, beberapa ahli berlainan pendapat. Sebagianbesar mengatakan pada Tahun Gajah (570 Masehi). Ibn Abbas mengatakan ia dilahirkan pada TahunGajah pada tanggal duabelas Rabiul Awal. Ini adalah pendapat Ibn Ishaq dan yang lain. Pada hari ketujuh
kelahirannya itu Abd’l
-Muttalib minta disembelihkan unta. Hal ini kemudian dilakukan denganmengundang makan masyarakat Quraisy. Setelah mereka mengetahui bahwa anak itu diberi namaMuhammad, mereka bertanya-
tanya mengapa ia tidak suka memakai nama nenek moyang. “Kuinginkan
dia akan menjadi orang yan
g Terpuji,1 bagi Tuhan di langit dan bagi makhlukNya di bumi,” jawab Abd’l
Muttalib.
Masa Kecil Nabi SAW
Sudah menjadi kebiasaan bangsawan-bangsawan Arab di Mekah bahwa anak yang baru lahir
disusukan kepadakepada salah seorang Keluarga Sa’d. Sementara ma
sih menunggu orang yang akanmenyusukan itu Aminah menyerahkan anaknya kepada Thuwaiba, budak perempuan pamannya, AbuLahab. Selama beberapa waktu ia disusukan, seperti Hamzah yang juga kemudian disusukannya. Jadimereka adalah saudara susuan. Thuwaiba hanya beberapa hari saja menyusukan.Akhirnya datang juga wanita-
wanita Keluarga Sa’d yang akan menyusukan itu ke Mekah. Mereka
memang mencari bayi yang akan mereka susukan. Akan tetapi mereka menghindari anak-anak yatim,karena mereka mengharapkan upah yang lebih. Sedang dari anak-anak yatim sedikit sekali yang dapatmereka harapkan. Oleh karena itu di antara mereka itu tak ada yang mau mendatangi Muhammad.Salah seorang dari mereka, Halimah bint Abi-
Dhua’ib, ternyata tidak mendapat bayi lain sebagai
gantinya. Setelah mereka akan meninggalkan Mekah, Halimah memutuskan untuk mengambilMuhammad. Dia bercerita, bahwa sejak diambilnya anak itu ia merasa mendapat berkah. Ternakkambingnya gemuk-gemuk dan susunyapun bertambah. Tuhan telah memberkati semua yang ada
padanya. Selama dua tahun Muhammad tinggal di sahara, disusukan oleh Halimah dan diasuh oleh
Syaima’, puterinya. Udara sahara dan kehidupan pedalaman yang kasar menyebabkannya cepat sekali
menjadi besar, dan menambah indah bentuk dan pertumbuhan badannya.Setelah cukup dua tahun dan tiba masanya disapih, Halimah membawa anak itu kepada ibunyadan sesudah itu membawanya kembali ke pedalaman. Hal ini dilakukan karena kehendak ibunya, katasebuah keterangan, dan keterangan lain mengatakan karena kehendak Halimah sendiri. Ia dibawakembali supaya lebih matang, juga memang dikuatirkan dari adanya serangan wabah Mekah. Dua tahunlagi anak itu tinggal di sahara, menikmati udara pedalaman yang jernih dan bebas, tidak terikat olehsesuatu ikatan jiwa, juga tidak oleh ikatan materi.Pada masa itu, sebelum usianya mencapai tiga tahun, ketika itulah terjadi cerita yang banyakdikisahkan orang. Yakni, bahwa sementara ia dengan saudaranya yang sebaya sesama anak-anak itusedang berada di belakang rumah di luar pengawasan keluarganya, tiba-tiba anak yang dari Keluarga
Sa’d itu kembali pulang sambil berlari, dan berkata kepada ibu
-
bapanya: “Saudaraku yang dari Quraisy
itu telah diambil oleh dua orang laki-laki berbaju putih. Dia dibaringkan, perutnya dibedah, sambil dibalik-b
alikan.” Dan tentang Halimah ini ada juga diceritakan, bahwa mengenai diri dan suaminya iaberkata: “Lalu saya pergi dengan ayahnya ke tempat itu. Kami jumpai dia sedang berdiri. Mukanya
pucat-pasi. Kuperhatikan dia. demikian juga ayahnya. Lalu kami tanyak
an: “Kenapa kau, nak?” Diamenjawab: “Aku didatangi oleh dua orang laki
-laki berpakaian putih. Aku di baringkan, lalu perutku di
bedah. Mereka mencari sesuatu di dalamnya. Tak tahu aku apa yang mereka cari.”
Keluarga itu kemudian ketakutan, kalau-kalau terjadi sesuatu pada anak itu. Sesudah itu,dibawanya anak itu kembali kepada ibunya di Mekah. Atas peristiwa ini Ibn Ishaq membawa sebuahHadis Nabi sesudah kenabiannya. Dalam riwayat yang diceritakan Ibn Ishaq, dikatakan bahwa sebabdikembalikannya kepada ibunya bukan karena cerita adanya dua malaikat itu, melainkan ada beberapaorang Nasrani Abisinia memperhatikan Muhammad dan menanyakan kepada Halimah tentang anak itu.
Dilihatnya belakang anak itu, lalu mereka berkata: “Biarlah kami bawa anak ini kepada ra
ja kami di
negeri kami. Anak ini akan menjadi orang penting. Kamilah yang mengetahui keadaannya.” Halimah lalu
cepat-cepat menghindarkan diri dari mereka dengan membawa anak itu.
Lima tahun masa yang ditempuhnya itu telah memberikan kenangan yang indah sekali dankekal dalam jiwanya. Demikian juga Ibu Halimah dan keluarganya tempat dia menumpahkan rasa kasihsayang dan hormat selama hidupnya itu. Penduduk daerah itu pernah mengalami suatu masa paceklik
sesudah perkawinan Muhammad dengan Khadijah. Bilamana Halimah kemudian mengunjunginya,sepulangnya ia dibekali dengan harta Khadijah berupa unta yang dimuati air dan empat puluh ekor kambing. Dan setiap dia datang dibentangkannya pakaiannya yang paling berharga untuk tempat duduk Ibu Halimah sebagai tanda penghormatan. Ketika Syaima, puterinya berada di bawah tawananbersama-
sama pihak Hawazin setelah Ta’if dikepung, kemudian dibawa kepada Muhammad, ia segera
mengenalnya. Ia dihormati dan dikembalikan kepada keluarganya sesuai dengan keinginan wanita itu.
Kemu
dian Abd’l
-Muttalib yang bertindak mengasuh cucunya itu. Ia memeliharanya sungguh-sungguh dan mencurahkan segala kasih-sayangnya kepada cucu ini. Biasanya buat orang tua itu
–
pemimpin seluruh Quraisy dan pemimpin Mekah
–
diletakkannya hamparan tempat dia duduk di bawah
naungan Ka’bah, dan anak
-anaknya lalu duduk pula sekeliling hamparan itu sebagai penghormatankepada orang tua. Tetapi apabila Muhammad yang datang maka didudukkannya ia di sampingnya diatashamparan itu sambil ia mengelus-ngelus punggungnya. Melihat betapa besarnya rasa cintanya itupaman-paman Muhammad tidak mau membiarkannya di belakang dari tempat mereka duduk itu.
Kematian Ibunda
Ketika Nabi berusia 6 tahun, Aminah membawanya ke Medinah untuk diperkenalkan kepadasaudara-saudara kakeknya dari pihak Keluarga Najjar. Dalam perjalanan itu dibawanya juga Umm Aiman,budak perempuan yang ditinggalkan ayahnya dulu. Sesampai mereka di Medinah kepada anak itudiperlihatkan rumah tempat ayahnya meninggal dulu serta tempat ia dikuburkan. Itu adalah yangpertama kali ia merasakan sebagai anak yatim. Dan barangkali juga ibunya pernah menceritakan denganpanjang lebar tentang ayah tercinta itu, yang setelah beberapa waktu tinggal bersama-sama, kemudianmeninggal dunia di tengah-tengah pamannya dari pihak ibu.Sesudah cukup sebulan mereka tinggal di Medinah, Aminah bersama rombongan kembalipulang dengan dua ekor unta yang membawa mereka dari Mekah. Tetapi di tengah perjalanan, ketika
mereka sampai di Abwa’,2 ibunda Aminah menderita sakit, yang kemudia
n meninggal dan dikuburkanpula di tempat itu. Anak itu oleh Umm Aiman dibawa pulang ke Mekah, pulang menangis dengan hatiyang pilu, sebatang kara. Ia makin merasa kehilangan; sudah ditakdirkan menjadi anak yatim. Terasaolehnya hidup yang makin sunyi, makin sedih. Baru beberapa hari yang lalu ia mendengar dari Ibundakeluhan duka kehilangan Ayahanda semasa ia masih dalam kandungan. Kini ia melihat sendiri
dihadapannya, ibu pergi untuk tidak kembali lagi, seperti ayah dulu. Tubuh yang masih kecil itu kinidibiarkan memikul beban hidup yang berat, sebagai yatim-piatu. Lebih-
lebih lagi kecintaan Abd’l
-Muttalib kepadanya. Tetapi sungguhpun begitu, kenangan sedih sebagai anak yatim-piatu itu bekasnya
masih mendalam sekali dalam jiwanya sehingga di dalam Qur’anp
un disebutkan, ketika Allah
mengingatkan Nabi akan nikmat yang dianugerahkan kepadanya itu: “Bukankah engkau dalam keadaan
yatim-piatu? Lalu diadakanNya orang yang akan melindungimu? Dan menemukan kau kehilangan
pedoman, lalu ditunjukkanNya jalan itu?” (Qur’an, 93: 6
-7)
Nabi kemudian di bawah asuhan kakeknya, Abd’l
-Muttalib. Tetapi orang tua itu juga meninggaltak lama kemudian, dalam usia delapanpuluh tahun, sedang Muhammad waktu itu baru berumurdelapan tahun. Sekali lagi Muhammad dirundung kesedihan karena kematian kakeknya itu, seperti yangsudah dialaminya ketika ibunya meninggal. Begitu sedihnya dia, sehingga selalu ia menangis sambilmengantarkan keranda jenazah sampai ketempat peraduan terakhir.
Bersama Abu Talib
Kemudian pengasuhan Muhammad di pegang oleh Abu Talib, sekalipun dia bukan yang tertua di antarasaudara-saudaranya. Saudara tertua adalah Harith, tapi dia tidak seberapa mampu. Sebaliknya Abbasyang mampu, tapi dia kikir sekali dengan hartanya. Oleh karena itu ia hanya memegang urusan siqaya(pengairan) tanpa mengurus rifada (makanan). Sekalipun dalam kemiskinannya itu, tapi Abu Talibmempunyai perasaan paling halus dan terhormat di kalangan Quraisy. Dan tidak pula mengherankan
kalau Abd’l
-Muttalib menyerahkan asuhan Muhammad kemudian kepada Abu Talib. Abu Talib mencintai
kemenakannya itu sama seperti Abd’l
-Muttalib juga. Karena kecintaannya itu ia mendahulukankemenakan daripada anak-anaknya sendiri. Budi pekerti Muhammad yang luhur, cerdas, suka berbaktidan baik hati, itulah yang lebih menarik hati pamannya.
Perjalanan Pertama Ke Syam
Ketika usia Nabi baru duabelas tahun, ia turut dalam rombongan kafilah dagang bersama Abu Talib kenegeri Syam. Diceritakan, bahwa dalam perjalanan inilah ia bertemu dengan rahib Bahira, dan bahwarahib itu telah melihat tanda-tanda kenabian padanya sesuai dengan petunjuk cerita-cerita Kristen.Rahib itu menasehatkan keluarganya supaya jangan terlampau dalam memasuki daerah Syam, sebabdikuatirkan orang-orang Yahudi yang mengetahui tanda-tanda itu akan berbuat jahat terhadap dia.Dalam perjalanan itulah, Nabiyullah mendapat pengalaman dan wawasan yang berguna. Beliau dapatmelihat luasnya padang pasir, menatap bintang-bintang yang berkilauan di langit yang jernih cemerlang.Dilaluinya daerah-
daerah Madyan, Wadit’l
-Qura serta peninggalan bangunan-bangunan Thamud.Didengarnya dsegala cerita orang-orang Arab dan penduduk pedalaman tentang bangunan-bangunanitu, tentang sejarahnya masa lampau. Dalam perjalanan ke daerah Syam ini ia berhenti di kebun-kebunyang lebat dengan buab-buahan yang sudah masak, yang akan membuat ia lupa akan kebun-kebun di
Ta’if serta segala cerita orang tentang itu. Taman
-taman yang dilihatnya dibandingkannya dengandataran pasir yang gersang dan gunung-gunung tandus di sekeliling Mekah itu. Di Syam Muhammadmengetahui berita-berita tentang Kerajaan Rumawi dan agama Kristennya, didengarnya berita tentangKitab Suci mereka serta oposisi Persia dari penyembah api terhadap mereka dan persiapannyamenghadapi perang dengan Persia. Sekalipun usianya baru dua belas tahun, tapi dia sudah mempunyaipersiapan kebesaran jiwa, kecerdasan otak, tinjauan yang begitu dalam, ingatan yang cukup kuat, sertasegala sifat-sifat semacam itu yang diberikan Allah kepadanya sebagai suatu persiapan akan menerimarisalah (misi) maha besar yang sedang menantinya. Ia melihat ke sekeliling, dengan sikap menyelidiki,meneliti. Ia tidak puas terhadap segala yang didengar dan dilihatnya. Ia bertanya kepada diri sendiri: Dimanakah kebenaran dari semua itu?
Masa Remaja Nabi SAW
Muhammad yang tinggal dengan pamannya, menerima apa adanya. Ia melakukan pekerjaan yang biasadikerjakan oleh mereka yang seusia dia. Bila tiba bulan-bulan suci, kadang ia tinggal di Mekah dengankeluarga, kadang pergi bersama mereka ke pekan-
pekan yang berdekatan dengan ‘Ukaz, Majanna danDhu’l
-Majaz, mendengarkan sajak-sajak yang dibawakan oleh penyair-penyair Mudhahhabat dan
Mu’allaqat, yang melukiskan lagu cinta dan puisi
-puisi kebanggaan, melukiskan nenek moyang mereka,peperangan mereka, kemurahan hati dan jasa-jasa mereka. Didengarnya ahli-ahli pidato di antaranyaorang-orang Yahudi dan Nasrani yang membenci paganisma Arab. Mereka bicara tentang Kitab-kitabSuci Isa dan Musa, dan mengajak kepada kebenaran menurut keyakinan mereka. Dinilainya semua itudengan hati nuraninya, dilihatnya ini lebih baik daripada paganisma yang telah menghanyutkankeluarganya itu. Tetapi tidak sepenuhnya ia merasa lega.Dengan demikian sejak muda-belia takdir telah mengantarkannya ke jurusan yang akan membawanyake suatu saat bersejarah, saat mula pertama datangnya wahyu, tatkala Tuhan memerintahkan iamenyampaikan risalahNya itu. Yakni risalah kebenaran dan petunjuk bagi seluruh umat manusia. KalauMuhammad sudah mengenal seluk-beluk jalan padang pasir dengan pamannya Abu Talib, sudahmendengar para penyair, ahli-ahli pidato membacakan sajak-sajak dan pidato-pidato dengankeluarganya dulu di pekan sekitar Mekah selama bulan-bulan suci, maka ia juga telah mengenal artimemanggul senjata, ketika ia mendampingi paman-pamannya dalam Perang Fijar.
Perang Fijar
Perang Fijar bermula dari peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Barradz bin Qais dari kabilah
Kinana kepada ‘Urwa ar
-
Rahhal bin ‘Utba dari kabilah Hawazin p
ada bulan suci yang sebenarnya dilarang
untuk berperang. Seorang pedagang, Nu’man bin’l
-Mundhir, setiap tahun mengirimkan sebuah kafilah
dari Hira ke ‘Ukaz, tidak jauh dari ‘Arafat. Barradz menginginkan membawa kafilah itu ke bawah
pengawasan kabilah Kinan
a. Demikian juga ‘Urwa menginginkan mengiringi kafilah itu. Nu’man memilih‘Urwa (Hawazin), dan hal ini menimbulkan kejengkelan Barradz (Kinana). Ia kemudian mengikutinya dari
belakang, lalu membunuhnya dan mengambil kabilah itu. Maka terjadilah perang antara mereka itu.Perang ini hanya beberapa hari saja setiap tahun, tetapi berlangsung selama empat tahun terus-menerus dan berakhir dengan suatu perdamaian model pedalaman, yaitu yang menderita korbanmanusia lebih kecil harus membayar ganti sebanyak jumlah kelebihan korban itu kepada pihak lain.Maka dengan demikian Quraisy telah membayar kompensasi sebanyak duapuluh orang Hawazin. Perangfijar ini terjadi ketika Nabi berusia antara limabelas tahun sampai duapuluh tahun.
Beberapa tahun sesudah kenabiannya Rasulullah menyebutkan tentang Perang Fijar itu dengan berkata:
“Aku mengikutinya bersama dengan paman
-pamanku, juga ikut melemparkan panah dalam perang itu;
sebab aku tidak suka kalau tidak juga aku ikut melaksanakan.”
Perang Fijar itu berlangsung hanya beberapa hari saja tiap tahun. Sedang selebihnya masyarakat Arabkembali ke pekerjaannya masing-masing. Pahit-getirnya peperangan yang tergores dalam hati merekatidak akan menghalangi mereka dari kegiatan perdagangan, menjalankan riba, minum minuman kerasserta pelbagai macam kesenangan dan hiburan sepuas-puasnyaAkan tetapi Nabi telah menjauhi semua itu, dan sejarah cukup menjadi saksi. Yang terang ia menjauhi itubukan karena tidak mampu mencapainya. Mereka yang tinggal di pinggiran Mekah, yang tidakmempunyai mata pencarian, hidup dalam kemiskinan dan kekurangan, ikut hanyut juga dalam hiburanitu. Jiwa besarnya yang selalu mendambakan kesempurnaan, itu lah yang menyebabkan dia menjauhifoya-foya, yang biasa menjadi sasaran utama pemduduk Mekah. Ia mendambakan cahaya hidup yangakan lahir dalam segala manifestasi kehidupan, dan yang akan dicapainya hanya dengan dasarkebenaran. Kenyataan ini dibuktikan oleh julukan yang diberikan orang kepadanya dan bawaan yang adadalam dirinya. Itu sebabnya, sejak masa ia kanak-kanak gejala kesempurnaan, kedewasaan dankejujuran hati sudah tampak, sehingga penduduk Mekah semua memanggilnya Al-
Amin (artinya ‘yangdapat dipercaya’).
Yang menyebabkan dia lebih banyak merenung dan berpikir, ialah pekerjaannya menggembalakankambing sejak dalam masa mudanya itu. Dia menggembalakan kambing keluarganya dan kambingpenduduk Mekah. Dengan rasa gembira ia menyebutkan saat-saat yang dialaminya pada waktu
menggembala itu. Di antaranya ia berkata: “
Nabi-nabi yang diutus Allah i
tu gembala kambing.” Dankatanya lagi: “Musa diutus, dia gembala kambing, Daud diutus, dia gembala kambing, aku diutus, juga
gembala kambing keluargaku di Ajyad
.” Gembala kambing yang berhati terang itu, dalam udara yang
bebas lepas di siang hari, dalam kemilau bintang bila malam sudah bertahta, menemukan suatu tempatyang serasi untuk pemikiran dan permenungannya.
Pemikiran dan permenungan demikian membuat ia jauh dari segala pemikiran nafsu manusia duniawi. Iaberada lebih tinggi dari itu sehingga adanya hidup palsu yang sia-sia akan tampak jelas di hadapannya.Oleh karena itu, dalam perbuatan dan tingkah-lakunya Muhammad terhindar dari segala penodaannama yang sudah diberikan kepadanya oleh penduduk Mekah, dan memang begitu adanya: Al-Amin.Pada suatu hari ia ingin bermain-main seperti pemuda-pemuda lain. Hal ini dikatakannya kepadakawannya pada suatu senja, bahwa ia ingin turun ke Mekah, bermain-main seperti para pemuda di gelapmalam, dan dimintanya kawannya menjagakan kambing ternaknya itu. Tetapi Allah SWT selalumelindunginya, sesampainya di ujung Mekah, perhatiannya tertarik pada suatu pesta perkawinan dandia hadir di tempat itu. Tetapi tiba-tiba ia tertidur. Pada malam berikutnya datang lagi ia ke Mekah,dengan maksud yang sama. Terdengar olehnya irama musik yang indah, seolah turun dari langit. Iaduduk mendengarkan. Lalu tertidur lagi sampai pagi.Kenikmatan yang dirasakan Muhammad sejak masa pertumbuhannya yang mula-mula yang telahdiperlihatkan dunia sejak masa mudanya adalah kenangan yang selalu hidup dalam jiwanya, yangmengajak orang hidup tidak hanya mementingkan dunia. Ini dimulai sejak kematian ayahnya ketika iamasih dalam kandungan, kemudian kematian ibunya, kemudian kematian kakeknya. Kenikmatandemikian ini tidak memerlukan harta kekayaan yang besar, tetapi memerlukan suatu kekayaan jiwa yangkuat. sehingga orang dapat mengetahui: bagaimana ia memelihara diri dan menyesuaikannya dengankehidupan batin.
Pernikahan Dengan Khadijah ra
Ketika Nabi itu berumur duapuluh lima tahun. Abu Talib mendengar bahwa Khadijah sedangmenyiapkan perdagangan yang akan dibawa dengan kafilah ke Syam. Abu Talib lalu menghubungiKhadijah untuk mengupah Muhammad untuk menjalankan perdagangannya. Khadijah setuju denganupah empat ekor unta. Setelah mendapat nasehat paman-pamannya Muhammad pergi dengan Maisara,budak Khadijah. Dengan mengambil jalan padang pasir kafilah itupun berangkat menuju Syam, dengan
melalui Wadi’l
-Qura, Madyan dan Diar Thamud serta daerah-daerah yang dulu pernah dilaluiMuhammad dengan pamannya Abu Talib.Dengan kejujuran dan kemampuannya ternyata Muhammad mampu benar memperdagangkan barang-barang Khadijah, dengan cara perdagangan yang lebih banyak menguntungkan daripada yang dilakukanorang lain sebelumnya. Demikian juga dengan karakter yang manis dan perasaannya yang luhur ia dapatmenarik kecintaan dan penghormatan Maisara kepadanya. Setelah tiba waktunya mereka akan kembali,mereka membeli segala barang dagangan dari Syam yang kira-kira akan disukai oleh Khadijah. Setelahkembali di Mekah, Muhammad bercerita dengan bahasa yang begitu fasih tentang perjalanannya sertalaba yang diperolehnya, demikian juga mengenai barang-barang Syam yang dibawanya. Khadijahgembira dan tertarik sekali mendengarkan. sesudah itu, Maisara bercerita juga tentang Muhammad,betapa halusnya wataknya, betapa tingginya budi-pekertinya. Hal ini menambah pengetahuan Khadijahdi samping yang sudah diketahuinya sebagai pemuda Mekah yang besar jasanya.Dalam waktu singkat saja kegembiraan Khadijah ini telah berubah menjadi rasa cinta, sehingga dia
–
yang sudah berusia empatpuluh tahun, dan yang sebelum itu telah menolak lamaran pemuka-pemukadan pembesar-pembesar Quraisy
–
tertarik juga hatinya mengawini pemuda ini, yang tutur kata danpandangan matanya telah menembusi kalbunya. Pernah ia membicarakan hal itu kepada saudaranyayang perempuan
–
kata sebuah sumber, atau dengan sahabatnya, Nufaisa bint Mun-ya
–
kata sumber
lain. Nufaisa pergi menjajagi Muhammad seraya berkata: “Kenapa kau tidak mau kawin?” “Aku tidak
punya apa-
apa sebagai persiapan perkawinan,” jawab Muhammad. “Kalau itu disediakan dan yangmelamarmu itu cantik, berharta, terhormat dan memenuhi syarat, tidakkah akan kauterima?” “Siapaitu?” Nufaisa menjawab hanya dengan sepatah kata: “Khadijah.” “Dengan cara bagaimana?” tanya
Muhammad. Sebenarnya ia sendiri berkenan kepada Khadijah sekalipun hati kecilnya belum lagimemikirkan soal perkawinan, mengingat Khadijah sudah menolak permintaan hartawan-hartawan danbangsawan-bangsawan Quraisy. Set
elah atas pertanyaan itu Nufaisa mengatakan: “Serahkan hal itukepadaku,” maka iapun menyatakan persetujuannya.
Tak lama kemudian Khadijah menentukan waktunya yang kelak akan dihadiri oleh paman-pamanMuhammad supaya dapat bertemu dengan keluarga Khadijah guna menentukan hari perkawinan.Kemudian perkawinan itu berlangsung dengan diwakili oleh paman Khadijah, Umar bin Asad, sebabKhuwailid ayahnya sudah meninggal sebelum Perang Fijar. Di sinilah dimulainya lembaran baru dalamkehidupan Muhammad. Dimulainya kehidupan itu sebagai suami-isteri dan ibu-bapa, suami-isten yangharmonis dan sedap dari kedua belah pihak, dan sebagai ibu-bapa yang telah merasakan pedihnyakehilangan anak sebagaimana pernah dialami Muhammad yang telah kehilangan ibu-bapa semasa iamasih kecil.
Sejarah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW
Sejarah Nabi Muhammad
–
Nabi Muhammad adalah Nabi Allah atau Rasul yang terakhir,pembawa ajarah islam. Menurut sejarah biografi tradisional Muslimnya (dalam bahasa Arabdisebut sirah), beliau lahir pada tahun gajah yaitu sekitar 20 April 570/571, di Mekkah
(“Makkah”) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Ketika Muhamma
d masih dalam kandunganibunya (Aminah Binti Wahab) ayahnya (Abdullah) meninggal dunia dalam perjalanan dagang diYatsrib. Pada usia enam tahun, ibu Muhammad (Aminah) meninggal dunia sepulang darikepergiannya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya dan ziarah ke makamayahnya. Setelah ibunya meninggal, Muhammad di rawat oleh kakeknya yaitu AbdulMuththalib, dan selepas kakeknya meninggal, beliau dijaga/dirawat oleh pamannya yangbernama Abu Thalib. Nabi Muhammad merupakan salah satuNabi Ulul AzmiSebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari para kaum Quraisyyaitu Al-
Amin yang artinya “orang yang dapat dipercaya” dan
As-
Saadiq yang artinya “yangbenar”. Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul All?h,kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam yang berarti “semoga Allahmemberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya”; sering disingkat “S.A.W” atau “SAW”)
setelah namanya (Muhammad SAW).Dalam Buku The 100, karya Michael H. Hart, menetapkan Muhammad sebagai tokohpaling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah
satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupunhal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadibangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran.Sebagaimana tercantum dalam Wikipedia, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari mengenaisejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW
Kelahiran Nabi Muhammad
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di TahunGajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab,suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusatperdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanandagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekorunta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yangkemudian mengasuh Nabi.Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknyake Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya.Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal
dunia di Abwa’ yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana. Setelah ibunya
meninggal
, Muhammad dijaga oleh kakeknya, ‘Abd al
-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal,ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya kenegeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan
Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi’ah, sesuai
dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung Muhammad, menyatakanbahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ialahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2 Agustus 570M).
Berkenalan dengan Khadijah
Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yangdewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu untukmenambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukandan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad menemani pamannyaberdagang ke arah Utara dan secepatnya tentang kejujuran dan sifat dapat dipercayaMuhammad dalam membawa bisnis perdagangan telah meluas, membuatnya dipercayasebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.Seseorang yang telah mendengar tentang anak muda yang sangat dipercaya denganadalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi disuku Arab dan Khadijah sering pula mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah ditanah Arab. Reputasi Muhammad membuatnya terpesona sehingga membuat Khadijahmemintanya untuk membawa serta barang-barang dagangannya dalam perdagangan.Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan dengansekembalinya Muhammad dengan keuntungan yang lebih dari biasanya.Akhirnya, Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah kemudian mereka menikah.Pada saat itu Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Khadijah mendekati umur 40 tahun,tetapi ia masih memiliki kecantikan yang menawan. Perbedaan umur yang sangat jauh danstatus janda yang dimiliki oleh Khadijah, tidak menjadi halangan bagi mereka, karena pada saatitu suku Quraisy memiliki adat dan budaya yang lebih menekankan perkawinan dengan gadisketimbang janda. Walaupun harta kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetapsebagai orang yang memiliki gaya hidup sederhana, ia lebih memilih untuk mendistribusikankeuangannya kepada hal-hal yang lebih penting.
Nabi Muhammad Memperoleh Gelar
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia bersatu dengan orang-orang Quraisy dalam
perbaikan Ka’bah. Ia pula yang memberi keputusan di antara mereka tentang peletakan Hajar
al-Aswad di tempatnya. Saat itu ia sangat masyhur di antara kaumnya dengan sifat-sifatnyayang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang
artinya “orang yang dapat dipercaya”.
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan ke-Esaan Tuhan. Iahidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Iamenyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaandengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa dikalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuankasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-
Saadiq yang memiliki arti “yang benar”.
Kerasulan Nabi Muhammad
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengankekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua
Hira’ sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai
Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu dianggapsangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut dan di sinilah ia seringberpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dankebodohan.Pada suatu malam sekitar tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611, ketika Muhammadsedang bertafakur
di Gua Hira’, Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangkitkannya danmenyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, “Saya tidak bisamembaca”. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya
tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata:
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
.(Al-Alaq 96: 1-5)Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia berusia 40tahun 6 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan),
atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah (penanggalan berdasarkanmatahari). Setelah pengalaman luar biasa di Gua Hira tersebut, dengan rasa ketakutan dancemas Muhammad pulang ke rumah dan berseru pada Khadijah untuk menyelimutinya, karenaia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian. Setelah hal itu lewat, iamenceritakan pengalamannya kepada sang istri.Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendtangisaudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal, yang banyak mengetahui nubuat tentang nabiterakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad,Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. KemudianWaraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya,kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi danmelawannya.Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyutersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalamkitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qur??n (bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnyamempunyai arti yang jelas, sedangkan sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan denganayat-ayat yang lain. Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendirimelalui percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan As-
Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi “mereka
yang menyerahkan
diri kepada Allah”, yaitu penganut agama Islam.
Nabi Muhammad Mendapatkan Pengikut
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepadateman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakiniajaran Muhammad adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antaralain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammadmengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti AbuBakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr
bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertamaitu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun.Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang Islam disiksa,dianiaya, disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pengikutnyamembuat lahirnya ide berhijrah (pindah) ke Habsyah. Negus, raja Habsyah, memperbolehkanorang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa diMekkah. Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.
Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah
Di Mekkah terdapat Ka’bah yang telah dibangun
oleh Nabi Ibrahim. Masyarakat jahiliyah
Arab dari berbagai suku berziarah ke Ka’bah dalam suatu kegiatan tahunan, dan mereka
menjalankan berbagai tradisi keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Muhammadmengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik denganseruannya ialah sekumpulan orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadiMadinah). Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekkah di suatutempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalubersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah (Muhammad) dan orang-orang Islam Mekkah.Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekkah. Merekamenemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitupamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Merekamengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Muhammad akhirnyasetuju untuk berhijrah ke kota itu.Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekkah,masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha menghalang-halanginya, karena beranggapan bahwabila dibiarkan berhijrah ke Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat peluang untukmengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain. Setelah berlangsung selamakurang lebih dua bulan, masyarakat Islam dari Mekkah pada akhirnya berhasil sampai dengan
selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah atau “Madinatun Nabi” (kota
Nabi).Di Madinah, pemerintahan (kalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad.Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah. Quraish Makkah yangmengetahui hal ini kemudian melancarkan beberapa serangan ke Madinah, akan tetapisemuanya dapat diatasi oleh umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian dibuat dengan pihakQuraish. Walaupun demikian, perjanjian itu kemudian diingkari oleh pihak Quraish dengan caramenyerang sekutu umat Islam.
Penaklukan Mekkah
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali keMakkah dengan pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatirkemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syaratMuhammad kembali pada tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika padatahun berikutnya ia kembali maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammadmemimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di
sekeliling Ka’bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan
agama Islam di kota Mekkah.
Mukjizat Nabi Muhammad
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akandatangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalambeberapan kitab suci ajaran samawi, kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masadidalam kandungan, masa kecil dan remaja. Kemudian Muhammad diyakini diberikan mukjizatselama kenabiannya.Dalam syariat Islam, mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-
Qur’an, karena pada masa
itu bangsa Arab memiliki kebudayaan sastra yang cukup tinggi dan Muhammad sendiri adalahorang yang buta huruf, yang diyakini oleh umat muslim mustahil dikarang olehnya. Selain itu,Muhammad juga diyakini pula oleh umat Islam pernah membelah bulan pada masa penyebaran
Islam di Mekkah d
an melakukan Isra dan Mi’raj dalam waktu tidak sampai satu hari.
Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketauhidan.Fisik dan ciri-ciri MuhammadBerikut adalah penggambaran sosok Muhammad dari salah satu istinya yaitu Aisyah,sepupunya Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang terakhir yang masih hidup yang kalaitu sempat melihat sosoknya secara langsung, yaitu Abu Taufik.Aisyah dan Ali bin Abi Thalib telah merincikan ciri-ciri fisik dan penampilan keseharianMuhammad, di antaranya adalah rambut ikal berwarna sedikit kemerahan, terurai hingga bahu.Kulitnya putih kemerah-merahan, wajahnya cenderung bulat dengan sepasang matanya hitamdan bulu mata yang panjang. Tidak berkumis dan berjanggut sepanjang sekepalan telapaktangannya.Tulang kepala besar dan bahunya lebar. Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalupendek, berpostur kekar sangat indah dan pas dikalangan kaumnya. Bulu badannya halusmemanjang dari pusar hingga dada. Jemari tangan dan kaki tebal dan lentik memanjang.Apabila berjalan cenderung cepat dan tidak pernah menancapkan kedua telapakkakinya, beliau melangkah dengan cepat dan pasti. Apabila menoleh, ia menolehkan wajah danbadannya secara bersamaan. Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian dan memang iaadalah penutup para nabi. Ia adalah orang yang paling dermawan, paling berlapang dada,paling jujur ucapannya, paling bertanggung jawab dan paling baik pergaulannya. Siapa saja yangbergaul dengannya pasti akan menyukainya.Setiap orang
yang bertemu Muhammad pasti akan berkata, “Aku tidak pernah melihatorang yang sepertinya, baik sebelum maupun sesudahnya.” Begitulah Muhammad di mata
khalayak, akhlaknya yang sangat mulia digambarkan dalam salah satu ayat Al-
Qur’an:
“Dan sesungguhnya kam
u benar-
benar berbudi pekerti yang agung.”
(Al-Qalam: 4)Dalam hadits riwayat Bukhari, Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih danberjenggot hitam dengan uban.Dalam satu hadits diterangkan mengenai corak fisik Muhammad, yaitu ia bertubuhsedang, kulitnya berwarna cerah tidak terlalu putih dan tidak pula hitam. Rambutnya
berombak. Ketika Muhammad wafat uban yang tumbuh di rambut dan janggutnya masihsedikit.Anas juga mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi sedang, tidak tinggi sekaliataupun pendek, tegap. Bila ia berjalan sangat gesit dengan tubuh condong sedikit kedepan.
Bara’a bin Aazib mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi yang sedang, dengan tulang
pundak bidang. Rambutnya cukup tebal, panjang sampai batas telinga.Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa Muhammad tidaklah tinggi dan juga pendek.Telapak tangan dan kaki beliau padat berisi. Ia memiliki kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh di dadanya dan terus kebawah sampai pusar. Jika berjalan, melangkahnyaseolah-olah seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Ditambahkan pula bahwa Ali belumpernah melihat orang sepertinya di antara sahabatnya sesudah wwafatnya Muhammad.Ali menambahkan bahwa Muhammad memiliki rambut lurus sedikit berombak. Tidakgemuk dan tidak terlalu besar, berperawak baik dan tegak. Warna kulit cerah, matanya hitamdengan bulu mata yang panjang. Persendian tulang yang kuat dada, tangan dan kakinya kekar.Tidak memiliki bulu yang tebal tetapi hanya tipis dari dada sampai pusarnya. Jika berbicaradengan seseorang, maka ia akan menghadapkan wajahnya keorang tersebut dengan penuhperhatian. Diantara bahunya ada tanda kenabian. Muhammad orang yan baik hatinya danpaling jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baiknya keturunan. Siapa saja yangmendekati dan bergaul dengannya maka akan langsung merasa terhormat, khidmat,menghargai dan mencintainya.Hind bin Abi Halah mendapat cerita dari Hasan bin Ali mengatakan bahwa Muhammadmemiliki pribadi mulia dan sangat agung jika orang melihatnya. Wajahnya bercahaya sepertibulan purnama. Ia sedikit lebih tinggi dari rata-rata orang tapi lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepalanya lebih besar dari rata-rata orang dan rambutnya agak keriting (berombak)agak panjang hingga mencapai kuping dan dibelah tengah. Kulit berwarna cerah dahinya agaklebar. Alis matanya melengkung hitam dan tebal, di antara alisnya nampak urat darah halusyang berdenyut bila sedang emosi.Hidungnya agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agakmenonjol jika pertama kali melihatnya padahal sebenarnya tidak. Berjanggut tipit tapi penuh
rata sampai pipi. Mulutnya sedang, giginya putih cemerlang dan agak renggang. Pundaknyabagus dan kokoh, seperti dicor perak. Anggota tubuh lainnya normal dan proporsional. Dadadan pinggangnya seimbang dengan ukurannya. Tulang belikatnya cukup lebar, bagian-bagiantubuhnya tidak tertutup bulu lebat, bersih dan bercahaya. Kecuali bulu halus yang tumbuh daridada hingga pusar.Lengan dan dada bagian atas berbulu. Pergelangan tangannya cukup panjang, telapaktangannya agak lebar serta tangan dan kakinya berisi, jari-jari tangan dan kaki cukup langsing.Jika berjalan agak condong kedepan melangkah dengan anggun serta berjalan dengan cepatdan sering melihat kebawah dari pada keatas. Jika berhadapan dengan orang maka iamemandang orang itu dengan penuh perhatian dan tidak pernah melototi seseorang danpandangannya menyejukkan. Selalu berjalan agak dibelakang, terutama jika saat melakukanperjalanan jarak jauh dan ia selalu menyapa orang lain terlebih dahulu.Dari kisah Jabir bin Samurah meriwayatkan bahwa Muhammad memiliki mulut yangagak lebar, di matanya terlihat juga garis-garis merahnya, serta tumitnya langsing. Jabir (ra) juga meriwayatkan bahwa ia berkesempatan melihat Muhammad di bawah sinar rembulan, ia juga memperhatikan pula rembulan tersebut, baginya Muhammad lebih indah dari rembulantersebut.
Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Bara’a bin Aazib pernah berkata, bahwa rona
Muhammad lebih mirip purnama yang cerah.Abu Hurairah mengatakan bahwa Muhammad sangatlah rupawan, seperti dibentuk dariperak. Rambutnya cenderung berombak dan Abu Hurairah belum pernah melihat orang yanglebih baik dari dan lebih tampan dari Muhammad, rona mukanya secemerlang matahari dantidak pernah melihat orang yang secepatnya. Seolah-olah tanah digulung oleh langkah-langkahMuhammad jika sedang berjalan. Dikatakan jika Abu Hurairah dan yang lainnya berusahamengimbangi jalannya Muhammad dan nampak ia seperti berjalan santai saja.Jabir bin Abdullah mengatakan, Muhammad pernah bersabda bahwa ia pernahmenyaksikan gambaran tentang para nabi. Diantaranya adalah Musa berperawakan langsingseperti orang-orang dari Suku Shannah, dan melihat Isa yang mirip salah seorang sahabatnya
yang bernama Urwah bin Mas’ud
dan ketika melihat Ibrahim dikatakan sangat mirip dengan
dirinya sendiri (Muhammad), kemudian Muhammad juga mengatakan bahwa ia pernah melihatMalaikat Jibril yang mirip dengan Dehya Kalbi.[24]Said al Jahiri mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik berkata bahwa padasaat ini tidak ada lagi yang masih hidup orang yang pernah melihat secara langsung Muhammadkecuali dirinya sendiri dan Muhammad memiliki roman muka sangat cerah dan perawakannasangat baik.Ibnu Abbas mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak renggang tidak terlalurapat dan jika bericara nampak putih berkilau.10
Pernikahan Nabi Muhammad
Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaanpendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yangberlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat. Pernikahan ini digambarkan sangatbahagia, sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnyaAbu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.Sepeninggal Khadijah, Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim, bahwasebaiknya ia menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimanaMuhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad tercatat menikahibeberapa wanita lagi sehingga mencapai total sebelas orang, dimana sembilan di antaranyamasih hidup sepeninggal Muhammad.Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besarperkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab),atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikahkarena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).
Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutusAllah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan nabi dan rasul
sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya NabiMusa yang diutus Allah kepada kaum Bani Israil.Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-samamengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau diibadahi ituhanyalah Allah (QS 21:25).
0 komentar:
Posting Komentar